Dream – Bagi warga Kalimantan Timur (Kaltim) pasti sudah mengenal Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Soeharto. Namun di balik namanya yang indah, Tahura Bukit Soeharto dikenal sebagai salah satu tempat angker.
Posisi Tahura Bukit Soeharto itu sendiri cukup dekat dengan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Lokasinya berada di pinggir jalan antara Penajam Paser Utara (PPU) dan Kutai Kartanegara (Kukar).
Untuk melanjutkan membaca.
Hutan raya ini dianggap sebagai tempat yang angker di kalangan sebagian warga Kaltim karena kisah horor yang menyelimutinya.
Penasaran seangker dan seseram apa Tahura Bukit Soeharto hingga banyak muncul kisah-kisah horor di balik keindahannya?
Tempat Pembuangan Mayat Romusha Zaman Jepang
Di antara kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara terdapat taman hutan raya yang asri dan rindang.
Namun di balik keindahannya terdapat cerita seram hingga membuat hutan raya itu jadi angker.
Tahura Bukit Soeharto dulunya jadi tempat pembuangan mayat-mayat Romusha atau pekerja paksa zaman Jepang di Kaltim.
Untuk melanjutkan membaca.
Sering Muncul Penampakan Hantu Romusha
Bukit Soeharto dulunya memang menjadi tempat para pekerja paksa Jepang. Saat mati, mereka dibiarkan begitu saja tanpa dikubur secara layak.
Alhasil, hantu Romusha ini sering bergentayangan sampai saat ini. Penampakan hantu-hantu membuat korbannya hilang saat melintasi kawasan ini.
Jika sudah hilang, korbannya biasanya sulit ditemukan. Namun jika ditemukan, mereka biasanya dalam kondisi setengah gila.
Cerita Hantu Romusha Menampakkan Diri
Menurut cerita, hantu Romusha biasanya akan menampakkan diri sebagai rombongan pekerja yang sedang mengangkat peti.
Kemudian di bagian belakang mereka ada sosok tentara Jepang lengkap dengan seragam, topi, hingga senapan laras panjang.
Seorang warga mengaku pernah diganggu oleh hantu Romusha ini. Saat itu dia sedang bekerja membuat jalan di Tahura Bukit Soeharto.
Tiba-tiba dia melihat rombongan orang yang membawa peti sambil ditodong senapan. Ternyata orang-orang tersebut adalah rombongan pekerja paksa tentara Jepang.
Romusha itu digiring ke sebuah tempat dan dipaksa untuk menggali lubang. Ketika lubang sudah jadi, peti yang dibawa dimasukkan ke dalamnya.
Para pekerja paksa tersebut tiba-tiba didorong ke dalam lubang dan kemudian dilempari granat.
Ketakutan dan Pingsan
Setelah melihat kekejaman tentara Jepang, seketika warga tersebut langsung pingsan. Saat sadar, dia masih penasaran dengan lokasi lubang tersebut.
Dia kemudian secara sengaja mengecek dan ternyata di lokasi dia melihat hantu Romusha tersebut tidak ditemukan apa-apa.
Marak Praktik Tambang Ilegal
Tahura Bukit Soeharto sebenarnya merupakan hutan primer di Kalimantan Timur. Tetapi dalam perkembangannya malah jadi lokasi praktik pertambangan batu bara ilegal.
Aparat kepolisian sudah berulang kali membekuk pelaku pertambangan batu bara di lokasi tersebut.
Sayangnya, kerusakan lingkungan sudah terlanjur terjadi di Tahura Bukit Soeharto.
Di sana terdapat lubang-lubang bekas tambang batu bara. Luas tambang ilegal itu pun ada yang bisa seluas lapangan sepak bola.
Tempat Pembuangan Mayat Para Korban Petrus
Selain menyimpan sejarah kelam di zaman penjajahan Jepang, Bukit Soeharto juga punya kisah-kisah kelam lainnya di zaman Orde Baru.
Saat di zaman Orde Baru sempat terjadi peristiwa penembakan misterius (petrus) terhadap para pelaku kriminalitas.
Mayat-mayat para pelaku kriminalitas ini kemudian dibuang di Tahura Bukit Soeharto.
Penampakan Hantu Korban Penembakan Petrus
Sepasang suami istri menceritakan pengalamannya saat berkendara di malam hari. Pada saat itu, suami mencium aroma tidak sedap di dalam mobilnya.
Namun sepanjang jalan sang suami diam saja. Di sisi lain, istrinya terus mengoceh tanpa henti sepanjang perjalanan.
Setelah melewati Bukit Soeharto, sang suami menceritakan kepada istrinya tentang kejadian seram.
Pada saat di perjalanan melintasi Bukit Soeharto, dia melihat sosok makhluk dengan wajah dalam kondisi rusak.
Sang suami bercerita suasana di kawasan Bukit Soeharto memang seram saat malam karena minimnya penerangan. Tidak ada lampu penerangan jalan, dan hanya ada lampu sorot lalu lalang kendaraan yang melintas dalam perjalanan Balikpapan-Samarinda.
Di akhir tulisannya, Titiek mengatakan bahwa Prabowo pantas dan layak mendapat gelar jenderal bintang empat tersebut.
Banyak penumpang yang tidak menyangka bisa selamat.
Aksi pembongkaran rumah pelaku tersebut diketahui dilakukan setelah adanya kesepakatan antara warga, keluarga korban, dan keluarga pelaku.
Untuk melanjutkan membaca.
Sayangnya tidak disebutkan apa penyebab kedua orangtua empat bocah itu meninggal dunia.
Kejadian aneh dan menakutkan tak berhenti di situ saja. Kartika sempat merekam momen seram saat lagi rebahan.
10 kota hantu di berbagai negara yang memberikan kesan seram dan angker lantaran tidak berpenghuni sama sekali.
Bayangan pemuda mendapatkan ikan besar langsung buyar dan berubah jadi kengerian saat memancing di sebuah kampung di Tanah Laut, Kalimantan Selatan.